FISIOLOGI: PENGARUH CAHAYA TERHADAP PEMBENTUKAN KLOROFIL PADA DAUN BAYAM (Amaranthus sp.) DAN KARBOHIDRAT PADA DAUN SINGKONG (Manihot utilissima) SERTA ANALISIS PIGMEN
PENGARUH
CAHAYA TERHADAP PEMBENTUKAN KLOROFIL PADA DAUN BAYAM (Amaranthus sp.) DAN KARBOHIDRAT PADA DAUN SINGKONG (Manihot utilissima) SERTA ANALISIS
PIGMEN
Shara Aljogja
Sandra
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Riau
sharaasandra@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap
pembentukan klorofil pada tanaman bayam (Amaranthus
hibridus), mengetahui macam-macam pigmen pada berbagai tumbuhan, dan
mengetahu pengaruh cahaya terhadap pembentukan karbohidrat pada daun singkong (Manihot utilissima). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Dari hasil penelitian
diperoleh bahwa cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil dan karbohidrat pada
tanaman. Selain itu, juga diperoleh berbagai macam pigmen pada berbagai
tanaman.
Kata
kunci: cahaya, klorofil, karbohidrat, pigmen
PENDAHULUAN
Cahaya memiliki
beberapa peranan penting bagi aktivitas hidup tumbuhan. Cahaya yang redup akan
mengakibatkan lambatnya laju fotosintesis sehingga dapat menghambat proses
pertumbuhan salah satunya adalah penambahan luas daun. Luas daun akan
mempengaruhi kuantitas penyerapan cahaya. Apabila cahaya tersedia dalam
jumlah yang kurang mencukupi, maka akan mengakibatkan jumlah cabang yang tumbuh
pada suatu tanaman menurun. Apabila cabang yang tumbuh hanya sedikit, otomatis
jumlah daun dan luas permukaan daun juga sedikit (Fanindi et al.,
2010 dalam setyanti et al., 2013).
Selain berperan
dalam proses fotosintesis, cahaya juga berperan dalam pembentukan klorofil. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Ross (1991) bahwa klorofil
berasal dari proplastida yaitu plastida yang belum dewasa, kecil dan
hampir tidak berwarna dan sedikit atau tanpa membran dalam. Proplastida membelah
saat embrio berkembang dan menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Pada
organ yang terkena cahaya matahari, kloroplas muda akan aktif membelah
sehingga dapat menghasilkan kloroplas-kloroplas baru yang mendukung terjadinya
proses fotosintesis. Apabila intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan
hanya sedikit akan menyebabkan daun berwarna pucat.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di
alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam
contohnya seperti sukrosa, monosakarida dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama
untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara
dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002 ).
Proses sintesis karbohidrat dari bahan-bahan anorganik
( CO2 dan H2O ) pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan
energi cahaya matahari disebut fotosintesis dengan persamaan reaksi kimia
berikut ini :
6 CO2 + 6 H2O →
C6H12O6 + 6 O2
Berdasarkan
reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat dalam reaksi
fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari dan pigmen fotosintesis (berupa
klorofil dan pigemen-pigmen lainnya) akan
menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen (Nio
Song Ai, 2012).
Berdasarkan hal
diatas, terdapat rumusan permasalahan yaitu (1) bagaimana pengaruh cahaya
terhadap pembentukan klorofil pada tanaman bayam (Amaranthus sp.), (2) apa saja macam-macam pigmen pada berbagai
tumbuhan, dan (3) bagaimana peran cahaya dan klorofil pada pembentukan
karbohidrat pada tanaman singkong (Manihot
utilissima). Maka perlu dilakukan percobaan dengan tujuan (1) mengetahui
pengaruh cahaya terhadap pembentukan klorofil ada tanaman bayam (Amaranthus sp.), (2) mengetahui
macam-macam pigmen pada berbagai tumbuhan, dan (3) membuktikan peran cahaya dan
klorofil pada pembentukan karbohidrat pada tanaman singkong (Manihot utilissima).
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
pada tanggal 12 November 2014. Alat yang digunakan adalah mortar dan pastle, beaker glass 100 mL,
beaker glass 10 mL, pipet tetes, kertas, gunting, kuvet, cawan petri,
spektrofotometer type spectronic 20, timbangan, tabung dan corong. Sedangkan
bahan yang digunakan adalah daun puring (Codiaeum
variagetum), daun bayam merah (Alternanthera
amoena), daun bayam hijau (Amaranthus
hibridus) dan daun singkong (Manihot
utilissima) .
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimen. Cara kerja
dalam penelitian pengaruh cahaya terhadap pembentukan klorofil adalah (1) daun keempat
dari pucuk masing-masing tanaman bayam hijau (Amaranthus hibridus) yang telah ditumbuhkan dikondisi terang dan
gelap dipetik, (2) setiap cuplikan daun ditimbang sebanyak 0,1 gr, kemudian digerus
dengan mortar. Selanjutnya diekstraksi dengan alkohol 96% hingga semua larut
(3) ekstraksi klorofil disaring dengan corong dan kemudian fitratnya diencerkan
dengan alkhol hingga mencapai volume 10 mL. Kemudian disimpan dalam tabung (4)
alat spektrometer 20 dikalibrasikan dengan menggunakan kuvet yang berisi
larutan blanko alkohol 96% (5) masing-masing fitrat diukur absorbsinya pada
panjang gelombang 665nm dan 649nm (6) kadar alkohol a, b dan total dihitung
dengan rumus : klorofil a = 13,7 A665 –
5,76 A649 ; klorofil b = 25,8 A649 – 7,6 A665 ; klorofil total = 6,1 A665 +
20,04 A649 (7) kemudian data hasil pengamatan dicatat.
Cara kerja dalam penelitian analisis
pigmen adalah (1) mortar dan perangkatnya disiapkan, (2) daun ditumbuh dengan
mortar sampai halus dan diberi alkohol 10-20 tetes sehingga didapatkan ekstrak
daun, (3) beaker glass yang bersih ukuran 250 mL disiapkan, (4) kertas saring
dipotong dengan ukuran 6x11cm, (5) garis dibuat di bagian bawah dan bagian atas
kertas saing dengan jarak 1 cm untuk menentukan jarak pelarut. Bagian bawah
tempat ekstrak diteteskan, (6) kertas yang sudah ditetesi ekstrak dicelupkan ke
dalam beaker glass yang telah berisi alkohol ± 1 cm dan ditunggu beberapa saat,
(7) apabila pelarut (alkohol) merambat mencapai batas garis atas, kertas saring
diangkat, (8) jumlah bercak dihitung dan warnanya diperhatikan, (9) jarak mulai
dari batas warna bercak diukur sampai titik teratas bercak dan dibandingkan
dengan jarak pelarut, (10) nilai Rf dihitung dengan rumus Rf = jarak bercak : jarak pelarut, (11) hasil pengamatan ditulis.
Sedangkan cara kerja dalam penelitian
fotosintesis adalah (1) daun singkong (Manihot
utilissima) dibungkus dibagian tengah dengan kertas timah (alumunium foil)
sebelum kena sinar matahari selama 2 sampai 3 hari (2) daun dipetik kemudian
direbus dalam alkohol 96% yang dimasak dalam beaker glass yang berisi air (3)
semuanya dibiarkan sampai semua larut (4) daun dicuci dalam air panas lalu
dikeringkan dengan kertas tissue (5) daun dicelupkan kedalam larutan YKJ (6)
warna yang terjadi diamati, kemudian dibandingkan bagian yang kena cahaya dan
tidak kena cahaya.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pengaruh
cahaya terhadap pembentukan klorofil
Cahaya
matahari dapat mempengaruhi pembentukan klorofil pada daun tanaman. Pengaruh
cahaya terhadap pembentukan klorofil pada tanaman bayam hijau (Amaranthus hibridus) dapat dilihat pada
Tabel.1 berikut ini.
Tabel.1
Pengaruh Cahaya terhadap Pembentukan
Klorofil pada Tanaman Bayam (Amaranthus
hibridus)
|
Kondisi
|
Perlakuan
|
Panjang gelombang
|
Kadar klorofil (mg.L-1)
|
|||
|
665
|
649
|
a
|
b
|
Total
|
||
|
Gelap
|
1
|
1,295
|
1,147
|
11,24
|
19,75
|
30,99
|
|
2
|
1,47
|
1,242
|
13,10
|
20,87
|
33,97
|
|
|
Terang
|
1
|
1,218
|
1,098
|
10,46
|
19,07
|
29,53
|
|
2
|
1,09
|
0,931
|
9,65
|
15,74
|
25,39
|
|
Berdasarkan
Tabel.1, pada bayam (Amaranthus hibridus)
dengan kondisi gelap (tenaung) memiliki kadar klorofil 30,99 (perlakuan 1) dan
33,97 (perlakuan 2). Sedangkan pada bayam (Amaranthus
hibridus) dengan kondisi terang (tededah) memiliki kadar klorofil 29,53
(perlakuan 1) dan 25,39 (perlakuan
2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar klorofil pada bayam (Amaranthus hibridus) yang tumbuh di
tempat gelap lebih banyak dibandingkan dengan bayam (Amaranthus hibridus) yang tumbuh di
tempat terang. Hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian label dalam
melakukan penelitian.
Seharusnya kadar klorofil pada bayam
hijau (Amaranthus
hibridus)
yang tumbuh ditempat terang lebih banyak dibandingkan dengan kadar klorofil
pada bayam hijau (Amaranthus
hibridus) yang
tumbuh di tempat gelap. Menurut Loveless (1987) hal ini dikarenakan cahaya yang diserap oleh pigmen klorofil memberikan cahaya
yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Hal ini dapat digunakan dalam menentukan apa yang disebut spektrum aksi dari
fotosintesis yaitu dengan menentukan kapasitas cahaya yang sama kuatnya dari
cahaya monokromatik berbagai panjang gelombang yang dipancarkan pada daun hijau
dan kecepatan fotosintesis diukur ternyata bahwa gelombang cahaya biru dan
cahaya merah adalah yang paling efektif.
Semakin banyak
cahaya yang diserap oleh daun, maka semakin banyak kadar klorofil yang
terkandung dan semakin maksimal kinerja daun dalam melakukan fotosintesis.
Analisis pigmen
Pada tanaman memiliki berbagai macam
kandungan pigmen. Pada penelitian ini akan dilihat pigmen-pigmen yang
terkandung pada daun tanaman. Pigmen-pigmen pada daun tanaman dapat dilihat
pada Tabel.2 berikut ini.
Tabel.2
Analisis Pigmen pada Daun Tanaman
|
Warna bercak
|
Daun bayam hijau
|
Daun bayam merah
|
Daun puring
|
Daun singkong
|
||||||||
|
Jarak bercak
|
Jarak pelarut
|
Rf
|
Jarak bercak
|
Jarak pelarut
|
Rf
|
Jarak bercak
|
Jarak pelarut
|
Rf
|
Jarak bercak
|
Jarak pelarut
|
Rf
|
|
|
Hijau
|
3,2
|
5,0
|
0,6
|
3,8
|
5,0
|
0,8
|
0,7
|
5,7
|
0,1
|
3,0
|
5,0
|
0,6
|
|
Kuning
|
3,0
|
5,0
|
0,6
|
3,2
|
5,0
|
0,6
|
1,0
|
5,7
|
0,2
|
3,5
|
5,0
|
0,7
|
|
Ungu
|
-
|
5,0
|
-
|
2,2
|
5,0
|
0,4
|
-
|
5,7
|
-
|
-
|
5,0
|
-
|
|
Oren
|
-
|
5,0
|
-
|
-
|
5,0
|
-
|
-
|
5,7
|
-
|
3,2
|
5,0
|
0,6
|
Berdasarkan
Tabel.2 diatas, warna bercak hijau yang memiliki nilai Rf dari yang tertinggi
ke terendah berturut-turut adalah daun bayam merah (Alternanthera amoena), daun bayam hijau (Amaranthus hibridus), daun
singkong (Manihot utilissima) dan daun
puring (Codiaeum variagetum). Hal ini
menunjukkan bahwa berat molekul pigmen hijau pada daun bayam merah (Alternanthera amoena) lebih berat
dibandingkan dengan pigmen hijau pada daun bayam hijau (Amaranthus hibridus), daun puring
(Codiaeum variagetum) dan daun
singkong (Manihot utilissima). Warna
bercak kuning yang memiliki nilai Rf dari yang tertinggi ke terendah
berturut-turut adalah daun singkong (Manihot
utilissima), daun bayam merah (Alternanthera
amoena), daun bayam hijau (Amaranthus hibridus)
dan daun puring (Codiaeum variagetum).
Hal ini menunjukkan berat molekul pigmen kuning pada daun singkong (Manihot utilissima) lebih berat
dibandingkan pigmen kuning pada daun bayam merah (Alternanthera amoena), daun bayam hijau (Amaranthus hibridus) dan daun
puring (Codiaeum variagetum). Semakin
tinggi nilai Rf yang diperoleh, maka semakin berat molekul pigmen yang dimiliki
oleh daun pada tanaman tersebut.
Daun bayam
hijau (Amaranthus hibridus),
daun puring (Codiaeum variagetum) dan
daun singkong (Manihot utilissima) memiliki
pigmen klorofil dan karatenoid. Hal ini dikarenakan pada daun bayam hijau (Amaranthus hibridus) memiliki warna bercak
hijau dan kuning. Sedangkan daun singkong (Manihot
utilissima) memiliki warna bercak
hijau, kuning dan oren. Menurut Bey, dkk. (2006) klorofil merupakan pigmen
utama yang terdapat dalam tumbuhan. Klorofil dapat dibedakan atas dua, yakni
klorofil a C55H72O5N4Mg) yang
berwarna hijau kebiruan, dan klorofil b (C55H70O6N4Mg)
yang berwarna kuning kehijauan. Selain klorofil, di dalam kloroplas juga
terdapat pigmen karotenoid. Karotenoid dapat berupa karotin (C40H56)
berwarna jingga dan xantofil (C40H56O2)
berwarna kuning.
Pada daun bayam merah (Alternanthera amoena) terdapat bercak
warna hijau, kuning, ungu dan oren. Hal ini menunjukkan bahwa daun bayam merah
(Alternanthera amoena) mengandung
pigmen klorofil, karatenoid dan antosianin. Menurut Pitojo dan Hesti (2007) antosianin yaitu pigmen yang memberikan tampilan warna
ungu, biru, atau merah.
Fotosintesis
Pada proses
fotosintesis akan membentuk karbohidrat. Sehingga faktor cahaya akan
mempengaruhi pada pembentukan karbohidrat pada daun. Pengaruh cahaya terhadap
pembentukan karbohidrat dapat dilihat pada Tabel.3 berikut ini.
Tabel.
3 Pengaruh Cahaya terhadap Pembentukan Karbohidrat
pada Daun Singkong (Manihot utilissima)
|
Aspek pembeda
|
Gelap
|
Terang
|
|
Warna
|
Agak cerah
|
Agak gelap
|
|
Bercak
|
Lebih banyak
|
Sedikit
|
|
Pati
|
Masih ada
|
Tidak ada
|
Berdasarkan
Tabel.3 diatas, setelah dicelupkan ke larutan YKJ, pada daun singkong (Manihot utilissima) yang tidak ditutup alumunium foil memiliki
warna yang agak cerah dengan bercak yang lebih banyak pada daun tersebut. Hal
ini menunjukkan bahwa daun yang tidak ditutupi alumunium foil mengandung pati
(amilum). Sedangkan pada daun singkong (Manihot
utilissima) yang ditutupi
alumunium foil memiliki warna gelap (pucat) dan sedikit bercak. Hal ini menunjukkan
bahwa daun yang ditutupi alumunium foil tidak mengandung pati (amilum).
Cahaya dapat mempengaruhi proses
fotosintesis dan pembentukan pati pada daun. Menurut Loveless (1994) pada kebanyakan tumbuhan dikotil juga monokotil, pati mulai
terkumpul pada daun segera setelah terjadi proses fotosintesis yang berjalan
cepat, sehingga pada tanaman dikotil mempunyai daun pati sedangkan daun
monokotil mempunyai daun gula.
KESIMPULAN
Cahaya
mempengaruhi pembentukan klorofil pada tanaman bayam. Semakin banyak cahaya
yang diserap oleh tanaman, maka semakin banyak klorofil yang akan dibentuk.
Pada tanaman terdapat berbagai macam pigmen. Pigmen yang diperoleh dari daun
bayam hijau, bayam merah, daun puring dan daun singkong, diperoleh pigmen
klorofil a, klorofil b dan antosianin.
Selain itu,
cahaya juga mempengaruhi pembentukan karbohirat (amilum) pada tanaman. Semakin
banyak cahaya yang didapatkan oleh tanaman, maka semakin banyak karbohidrat
yang dibentuk oleh tanaman tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Bey,
Yusnida., Syafii, Wan. 2006. Anatomi Tumbuhan. Cendikia Insani.
Pekanbaru
Kimball. 2002. Biologi Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Loveless, A. R. 1987. Prinsip-Prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: PT Gramedia.
Loveless,
1994, Study Guide to Accompany Botany, Chesther Bistane Toronto,
Singapore
Nio Song Ai.
2012. Evolusi Fotosintesis Pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains Vol 12 nomor
1.
Pitojo, S dan Hesti, N.P. 2007. Seri Budi Daya Kesemek.
Yogyakarta: Kanisius.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1991. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 1. Terjemahan oleh Dr. Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono,
MSc. 1995. Bandung: Penerbit ITB.
Setyanti,
Y. H, dkk. 2013. Karakteristik Fotosintetik dan Serapan Fosfor Hijauan Alfalfa
(Medicago sativa) Pada Tinggi Pemotongan dan Pemupukan Nitrogen Yang
Berbeda. Animal Agriculture, 2(1): 86-96.
Komentar
Posting Komentar